Kita yang sudah dewasa yang tinggal di lingkungan yang kurang bagus, kita cukup mampu menyaring mana baik dan mana yang buruk dari lingkungan sekitar kita. Tapi anak-anak? Mereka tidak bisa. Mereka ibarat mesin fotocopy dan alat perekam. Mereka cepat sekali meniru dan mengikutinya. Mungkin kita bisa mengajarkan yang baik-baik di rumah, akan tetapi ketika anak-anak bermain keluar dengan teman sebayanya atau bermain-main di tumah tetangga, maka bisa jadi anak-anak mencontoh hal-hal yang kurang baik. Contohnya:

-> Di rumah kita diajarkan supaya menghafal Al-Qur'an dan Hadits. Tiba-tiba pulang ke rumah anak-anak sudah nyanyi-nyanyi lagu orang dewasa yang isinya kurang baik bagi anak-anak.

-> Di rumah kita sudah ajarkan bermain dengan permainan yang mendidik dan kreatif. Tiba-tiba pulang ke rumah nangis-nangis minta dibelikan playstation karena teman-temannya punya.

-> Di rumah kita ajarkan agar tidak menonton televisi-televisi cukup berbahaya bagi anak kecil jika tidak terkontrol, sebaiknya tidak ada televisi di rumah, ternyata di rumah tetangga anak sering nonton televisi dan minta dibelikan televisi. Ada kasus dimana seorang Ibu (ummahat) terpaksa membelikan televisi buat anaknya, karena anaknya sering menonton televisi dirumah tetangga. Terpaksa katanya, karena jika nonton dirumah bisa diarahkan.

-> Bisa jadi dilingkungan tersebut ada anak-anak yang nakal dan tidak tahu sopan santun dan lain-lain, lalu anak-anak kita akan terpengaruh.

Dikutip dari buku saku Amanah Pendidikan Anak, Ibu Madrasah Ayah Kepala Sekolah halaman 9-11